Sudah turun temurun berbagai etnis (suku asli) yang hidup di dalam dan sekitar hutan di seluruh wilayah Nusantara, dari Sabang sampai Merauke memanfaatkan berbagai spesies tumbuhan dari hutan untuk memelihara kesehatan dan pengobatan berbagai macam penyakit. Berbagai penelitian etnofitomedika-etnobotani yang dilakukan oleh peneliti Indonesia telah diketahui, paling tidak ada 78 spesies tumbuhan obat yang digunakan oleh 34 etnis untuk mengobati penyakit malaria, 133 spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit demam oleh 30 etnis, 110 spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit gangguan pencernaan oleh 30 etnis dan 98 spesies tumbuhan obat digunakan untuk mengobati penyakit kulit oleh 27 etnis (5).
Hutan alam tropika Indonesia dan budaya, pengetahuan tradisional atau kearifan lokal berbagai etnis yang hidup dan sudah bertungkus lumus dengan ekosistem hutan merupakan aset bangsa yang tak terhingga nilainya bagi pembangunan kesehatan bangsa. Banyak pengetahuan tradisional tentang penggunaan tumbuhan obat dari berbagai etnis telah dikembangkan oleh industri jamu dan farmasi menjadi produk jamu atau produk fitofarmaka yang sangat laku di pasaran, seperti produk merek dagang : fitodiar, prolipid, enkasari, stimuno dan lain-lain.
Secara umum dapat diketahui bahwa tidak kurang 82 % dari total spesies tumbuhan obat hidup di ekosistem hutan tropika dataran rendah pada ketinggian di bawah 1000 meter dari permukaan laut. Saat ini ekosistem hutan dataran rendah adalah kawasan hutan yang paling banyak rusak dan punah karena berbagai kegiatan manusia baik secara legal maupun tak legal. Berbagai ekosistem hutan dataran rendah, antara lain: tipe ekosistem hutan pantai, tipe hutan mangrove/payau, tipe hutan rawa, tipe hutan rawa gambut, tipe hutan hujan dataran rendah, tipe hutan musim bawah, tipe hutan kerangas, tipe hutan savana, tipe hutan pada tanah kapur, tipe hutan pada batuan ultra basa, tipe hutan tepi sungai dan lain-lain. Masing-masing tipe ekosistem hutan tropika Indonesia merupakan wujud proses evolusi, interaksi yang kompleks dan teratur dari komponen tanah, iklim (terutama cahaya, curah hujan dan suhu), udara dan organisme termasuk sosio-budaya manusia untuk mendukung kehidupan keanekaragaman hayati, antara lain berbagai spesies tumbuhan obat.
Keanekaragaman Tumbuhan Obat Berdasarkan Familinya
Berdasarkan kelompok familinya, spesies-spesies tumbuhan obat yang ada dapat dikelompokkan kedalam 203 macam famili, dimana jumlah spesies tumbuhan obat yang terbanyak termasuk dalam famili fabaceae, yaitu sebanyak 110 spesies. Secara umum terdapat 22 macam famili yang memiliki spesies tumbuhan obat lebih dari 20, sedangkan 181 famili lainnya memiliki jumlah spesies tumbuhan obat yang kurang dari 20, seperti disajikan dbawah ini.
No-Nama Famili-Jumlah spesies
1.Fabaceae-110
2.Euphorbiaceae-94
3.Lauraceae-77
4.Rubiaceae-72
5.Poaceae-55
6.Zingiberaceae-49
7.Moraceae-46
8.Myrtaceae-45
9.Annonaceae-43
10.Asteraceae-40
11.Apocynaceae-39
12.Cucurbitaceae-34
13.Piperaceae-30
14.Menispermaceae-30
15.Melastomataceae-26
16.Arecaceae-25
17.Verbenaceae-23
18.Rutaceae-23
19.Acanthaceae-22
20.Sterculiaceae-21
21.Myristicaceae-21
22.Rhizophoraceae-20
23.Famili lainnya (181 famili)-< 20
Sumber : (2).
Salah satu spesies tumbuhan obat penting yang termasuk famili Fabaceae adalah spesies kedawung (Parkia timoriana (DC.) Merr.). Spesies ini merupakan tumbuhan obat yang strategis dan penting bagi pembangunan kesehatan masyarakat dan bangsa. Pohon ini terutama bijinya berkhasiat untuk memelihara kesehatan pencernaan masyarakat dan berarti sekaligus dapat membantu mencegah agar masyarakat terhindar dari penyakit-penyakit lainnya, karena awal dari semua penyakit adalah bermula dari proses pencernaan yang terganggu. Pohon obat spesies Kedawung sudah lama dikenal dan digunakan oleh masyarakat dari etnis Jawa dan etnis Dayak sebagai obat anti kembung dan penyakit lambung lainnya (6).
Keanekaragaman Tumbuhan Obat Berdasarkan Formasi Hutan
Berdasarkan formasi hutannya, penyebaran spesies tumbuhan obat tertinggi berada di hutan tropika dataran rendah sebanyak sekitar 1.683 spesies (82 %) dari jumlah total spesies tumbuhan obat. Jumlah spesies dan prosentase jumlah spesies tumbuhan obat menurut formasi hutannya tersaji pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah dan Prosentase Spesies Tumbuhan Obat Berdasarkan Formasi Hutannya
No.-Formasi Hutan-Tumbuhan obat-Jumlah spesies-Prosentase (%)
1.Hutan hujan tropika dataran rendah (< 1000 m dpl)-772-37,86
2.Hutan musim (< 1000 m dpl.)-291-14,27
3.Hutan savanna (< 1000 m dpl.)-146-7,16
4-Hutan pantai (< 1000 m dpl.)-65-3,19
5.Hutan mangrove (< 1000 m dpl.)-47-2,31
6.Hutan rawa (< 1000 m dpl.)-51-2,50
7.Tidak ada data (< 1000 m dpl.)-311-15,25
8.Hutan hujan tropika pegunungan (> 1000 m dpl)-356-17,46
Jumlah-2039-100.00
Sumber : (2).
Beberapa contoh spesies tumbuhan obat yang hidup alami di beberapa tipe ekosistem hutan di dataran rendah sebagai berikut (7) : Tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah. Hutan ini terdapat pada ketinggian 0 – 1000 mdpl. paling luas di Indonesia dan mempunyai keanekaragaman hayati yang paling tinggi, terdapat di wilayah beriklim basah, terutama di Sumatera dan Kalimantan. Contoh spesies tumbuhan obat yang hidup di tipe ini adalah pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack.), akar kuning (Arcangelisia flava Merr.), kamper (Dryobalanops aromatica Gaertn f.), kepayang (Scaphium macropodum Beumee), tabat barito (Ficus deltoidea Jack.), kemiri (Aleurites moluccana Wild.), kedawung (Parkia timoriana (DC) Merr.), gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.), kemaitan (Lunasia amara Blanco) dan lain-lain. Tipe ekosistem hutan pantai. Hutan ini terdapat di wilayah pantai, tanah kering berpasir, berbatu dan tanah regosol pasir, berada di atas garis pasang tertinggi, terutama ditemukan di Sumatera, Jawa, Bali dan Sulawesi. Contoh spesies tumbuhan obat yang hidup di tipe ekosistem ini bintangur (Calphyllum inophyllum L.), keben (Barringtonia asiatica Kurz), waru (Hibiscus tiliaceus L.), ketapang (Terminalia catappa L) dan lain-lain.
Tipe ekosistem hutan mangrove. Hutan ini terdapat di pantai dan tepian sungai berlumpur atau sedikit berpasir, dipengaruhi pasang surut air laut, tidak terkena ombak keras, tanah aluvial payau, terutama ditemukan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya dan Jawa. Contoh spesies tumbuan obat yang hidup di tipe ini adalah api-api (Avicennia marina Vierth.), bogem (Sonneratia ovata Backer), nyirih agung (Xylocarpus granatum Koen), bako rayap (Rhizophora apiculata Bl.) dan tumus (Bruguiera conjugata Merr.) Salah satu spesies tumbuhan obat hutan Indnesia yang sudah banyak diteliti oleh para peneliti dunia adalah pasakbumi (Eurycoma longifolia Jack.) dan telah ditemukan banyak senyawa kimia bahan aktif yang berkhasiat untuk male aphrodisiac, antimalaria, antiulcer, anticancer, anxiolytic effect dan toxicity assessment. Senyawa kimia bahan aktif yang telah berhasil ditemukan antara lain : Pasakbumin D, 10-Hydroxycanthin-6-one, Pasakbumin C, epi-Pasakbumin B, Eurylactone, Eurylene, Longilene peroxide Teurilene, Eurycomalactone dan Eurycomanol (8). Keanekaragaman Tumbuhan Obat Berdasarkan Habitus (life-form)
Dilihat dari segi habitusnya, spesies-spesies tumbuhan obat yang terdapat di berbagai formasi hutan dapat dikelompokkan kedalam 7 (tujuh) macam, yaitu habitus bambu, herba, liana, pemanjat, perdu, pohon dan semak. Dari ketujuh habitus ini, spesies tumbuhan obat yang termasuk kedalam habitus pohon mempunyai jumlah spesies dan prosentase yang lebih tinggi dibandingkan habitus lainnya, yaitu sebanyak 717 spesies (40,58%)
Hutan alam tropika Indonesia dan budaya, pengetahuan tradisional atau kearifan lokal berbagai etnis yang hidup dan sudah bertungkus lumus dengan ekosistem hutan merupakan aset bangsa yang tak terhingga nilainya bagi pembangunan kesehatan bangsa. Banyak pengetahuan tradisional tentang penggunaan tumbuhan obat dari berbagai etnis telah dikembangkan oleh industri jamu dan farmasi menjadi produk jamu atau produk fitofarmaka yang sangat laku di pasaran, seperti produk merek dagang : fitodiar, prolipid, enkasari, stimuno dan lain-lain.
Secara umum dapat diketahui bahwa tidak kurang 82 % dari total spesies tumbuhan obat hidup di ekosistem hutan tropika dataran rendah pada ketinggian di bawah 1000 meter dari permukaan laut. Saat ini ekosistem hutan dataran rendah adalah kawasan hutan yang paling banyak rusak dan punah karena berbagai kegiatan manusia baik secara legal maupun tak legal. Berbagai ekosistem hutan dataran rendah, antara lain: tipe ekosistem hutan pantai, tipe hutan mangrove/payau, tipe hutan rawa, tipe hutan rawa gambut, tipe hutan hujan dataran rendah, tipe hutan musim bawah, tipe hutan kerangas, tipe hutan savana, tipe hutan pada tanah kapur, tipe hutan pada batuan ultra basa, tipe hutan tepi sungai dan lain-lain. Masing-masing tipe ekosistem hutan tropika Indonesia merupakan wujud proses evolusi, interaksi yang kompleks dan teratur dari komponen tanah, iklim (terutama cahaya, curah hujan dan suhu), udara dan organisme termasuk sosio-budaya manusia untuk mendukung kehidupan keanekaragaman hayati, antara lain berbagai spesies tumbuhan obat.
Keanekaragaman Tumbuhan Obat Berdasarkan Familinya
Berdasarkan kelompok familinya, spesies-spesies tumbuhan obat yang ada dapat dikelompokkan kedalam 203 macam famili, dimana jumlah spesies tumbuhan obat yang terbanyak termasuk dalam famili fabaceae, yaitu sebanyak 110 spesies. Secara umum terdapat 22 macam famili yang memiliki spesies tumbuhan obat lebih dari 20, sedangkan 181 famili lainnya memiliki jumlah spesies tumbuhan obat yang kurang dari 20, seperti disajikan dbawah ini.
No-Nama Famili-Jumlah spesies
1.Fabaceae-110
2.Euphorbiaceae-94
3.Lauraceae-77
4.Rubiaceae-72
5.Poaceae-55
6.Zingiberaceae-49
7.Moraceae-46
8.Myrtaceae-45
9.Annonaceae-43
10.Asteraceae-40
11.Apocynaceae-39
12.Cucurbitaceae-34
13.Piperaceae-30
14.Menispermaceae-30
15.Melastomataceae-26
16.Arecaceae-25
17.Verbenaceae-23
18.Rutaceae-23
19.Acanthaceae-22
20.Sterculiaceae-21
21.Myristicaceae-21
22.Rhizophoraceae-20
23.Famili lainnya (181 famili)-< 20
Sumber : (2).
Salah satu spesies tumbuhan obat penting yang termasuk famili Fabaceae adalah spesies kedawung (Parkia timoriana (DC.) Merr.). Spesies ini merupakan tumbuhan obat yang strategis dan penting bagi pembangunan kesehatan masyarakat dan bangsa. Pohon ini terutama bijinya berkhasiat untuk memelihara kesehatan pencernaan masyarakat dan berarti sekaligus dapat membantu mencegah agar masyarakat terhindar dari penyakit-penyakit lainnya, karena awal dari semua penyakit adalah bermula dari proses pencernaan yang terganggu. Pohon obat spesies Kedawung sudah lama dikenal dan digunakan oleh masyarakat dari etnis Jawa dan etnis Dayak sebagai obat anti kembung dan penyakit lambung lainnya (6).
Keanekaragaman Tumbuhan Obat Berdasarkan Formasi Hutan
Berdasarkan formasi hutannya, penyebaran spesies tumbuhan obat tertinggi berada di hutan tropika dataran rendah sebanyak sekitar 1.683 spesies (82 %) dari jumlah total spesies tumbuhan obat. Jumlah spesies dan prosentase jumlah spesies tumbuhan obat menurut formasi hutannya tersaji pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah dan Prosentase Spesies Tumbuhan Obat Berdasarkan Formasi Hutannya
No.-Formasi Hutan-Tumbuhan obat-Jumlah spesies-Prosentase (%)
1.Hutan hujan tropika dataran rendah (< 1000 m dpl)-772-37,86
2.Hutan musim (< 1000 m dpl.)-291-14,27
3.Hutan savanna (< 1000 m dpl.)-146-7,16
4-Hutan pantai (< 1000 m dpl.)-65-3,19
5.Hutan mangrove (< 1000 m dpl.)-47-2,31
6.Hutan rawa (< 1000 m dpl.)-51-2,50
7.Tidak ada data (< 1000 m dpl.)-311-15,25
8.Hutan hujan tropika pegunungan (> 1000 m dpl)-356-17,46
Jumlah-2039-100.00
Sumber : (2).
Beberapa contoh spesies tumbuhan obat yang hidup alami di beberapa tipe ekosistem hutan di dataran rendah sebagai berikut (7) : Tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah. Hutan ini terdapat pada ketinggian 0 – 1000 mdpl. paling luas di Indonesia dan mempunyai keanekaragaman hayati yang paling tinggi, terdapat di wilayah beriklim basah, terutama di Sumatera dan Kalimantan. Contoh spesies tumbuhan obat yang hidup di tipe ini adalah pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack.), akar kuning (Arcangelisia flava Merr.), kamper (Dryobalanops aromatica Gaertn f.), kepayang (Scaphium macropodum Beumee), tabat barito (Ficus deltoidea Jack.), kemiri (Aleurites moluccana Wild.), kedawung (Parkia timoriana (DC) Merr.), gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.), kemaitan (Lunasia amara Blanco) dan lain-lain. Tipe ekosistem hutan pantai. Hutan ini terdapat di wilayah pantai, tanah kering berpasir, berbatu dan tanah regosol pasir, berada di atas garis pasang tertinggi, terutama ditemukan di Sumatera, Jawa, Bali dan Sulawesi. Contoh spesies tumbuhan obat yang hidup di tipe ekosistem ini bintangur (Calphyllum inophyllum L.), keben (Barringtonia asiatica Kurz), waru (Hibiscus tiliaceus L.), ketapang (Terminalia catappa L) dan lain-lain.
Tipe ekosistem hutan mangrove. Hutan ini terdapat di pantai dan tepian sungai berlumpur atau sedikit berpasir, dipengaruhi pasang surut air laut, tidak terkena ombak keras, tanah aluvial payau, terutama ditemukan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya dan Jawa. Contoh spesies tumbuan obat yang hidup di tipe ini adalah api-api (Avicennia marina Vierth.), bogem (Sonneratia ovata Backer), nyirih agung (Xylocarpus granatum Koen), bako rayap (Rhizophora apiculata Bl.) dan tumus (Bruguiera conjugata Merr.) Salah satu spesies tumbuhan obat hutan Indnesia yang sudah banyak diteliti oleh para peneliti dunia adalah pasakbumi (Eurycoma longifolia Jack.) dan telah ditemukan banyak senyawa kimia bahan aktif yang berkhasiat untuk male aphrodisiac, antimalaria, antiulcer, anticancer, anxiolytic effect dan toxicity assessment. Senyawa kimia bahan aktif yang telah berhasil ditemukan antara lain : Pasakbumin D, 10-Hydroxycanthin-6-one, Pasakbumin C, epi-Pasakbumin B, Eurylactone, Eurylene, Longilene peroxide Teurilene, Eurycomalactone dan Eurycomanol (8). Keanekaragaman Tumbuhan Obat Berdasarkan Habitus (life-form)
Dilihat dari segi habitusnya, spesies-spesies tumbuhan obat yang terdapat di berbagai formasi hutan dapat dikelompokkan kedalam 7 (tujuh) macam, yaitu habitus bambu, herba, liana, pemanjat, perdu, pohon dan semak. Dari ketujuh habitus ini, spesies tumbuhan obat yang termasuk kedalam habitus pohon mempunyai jumlah spesies dan prosentase yang lebih tinggi dibandingkan habitus lainnya, yaitu sebanyak 717 spesies (40,58%)
SEMOGA BERMANFAAT
0 komentar:
Post a Comment