Pulau Sempu
Gak terlalu lama sekitar 15 menit sampai ke pesisir pantai bagian timur pulau Sempu namun masih berhadapan dengan sendang biru. Di Pulau Sempu tidak ada dermaga, ataupun perahu nelayan yang singgah di pulau tersebut. Untungnya masih dapet sinyal GSM, jadi untuk koordinasi keberangkatan masih bisa menghubungi pakai HP atau sebelumnya janjian dengan nelayan yang nganter buat jemput lagi nantinya. Pulau Sempu berukuran sebesar sekitar 800an hektar jadi cukup panjang juga perjalananya. Awal perjalan kita langsung memasuki hutan, terdapat jalan setapak yang mengarahkan kita ke Telaga Lele. Lumayan lelah juga dengan perbekalan yang masih full dan jalan yang agak nanjak serta turunan dengan berbagai rintangan pohon tumbang dan semak belukar. Istirahat ditengah perjalan cukup untuk mengembalikan stamina.
Telaga Lele
Tak tahu kira kira berapa jaraknya namun sekitar dua jam berjalan sudah sampai di telaga Lele. Sebelumnya tak terbayang wajah telaga Lele itu seperti apa. Pas sampai langsung taruh backpack keluarin kamera.. Beberapa yang lain sambil menyiapkan sarapan pagi. Coba coba foto pake Infra Red filter Hoya R72 walo sebelumnya gak pernah pake. Disini airnya jernih, masih bisa digunakan untuk memasak. Terdapat pula ikan-ikan gabus yang cukup gede juga. Beberapa coba pancing pake umpan cacing tapi susah dapetnya alias kagak dapet. Ya sudah makan bekel saja. Selesai makan, beres-beres trus lanjut jalan lagi, tak lupa refill air yang sudah diminum dengan air telaga Lele.
Perjalanan dilanjutkan menyusuri pinggiran telaga Lele kearah kanan lalu memasuki hutan lagi. Awalnya sedikit nanjak lama lama datar. Nanjaknya sih gak terlalu tinggi cmn yg bikin cepet capek jalanya banyak rintangan dan barang bawaan cukup banyak juga, Air, Tenda, Bahan Makanan. Fyuh tapi tak apa, demi mencapai tujuan, lanjut juragan. Hampir tiap 25 menit berjalan selalu istirahat. Begh.. cape bo.. Hingga pas mo istirahat yang ke lima kalinya temen yang sudah didepan teriak “Woi istirahat disini.. tempatnya baguss…” pas nyampe, beneran cakep bener… ternyata sudah sampe di telaga Asat. Kenapa dinamakan asat? Karena memang airnya sudah asat alias ndak ada airnya. Jadi yang ada hanya padang yang cukup luas yang ditumbuhi rumput-rumput yang tebalnya hampir rata. Karena bukan jarang bahkan sedikit sekali yang lewat sini karena memang harus dapet ijin dari balai konservasi, rumputnya diinjak empuk sekali dan meninggalkan jejak kaki. Melihat sekeliling tak ada jejak kaki siapapun, bersyukur bisa melewati tempat ini, memang tak banyak orang kesini. Sepertinya pak Polhutnya juga kaget melihat telaganya ditumbuhin rumput selebat ini. Tapi mungkin tak sekaget kita, karena memang beliau kadang patroli melalui jalur ini. Sejenak beristirahat dan berfoto-foto. Dilokasi ini kita sampai sekitar pukul 11:00 siang, perjalanan dari telaga Lele memakan waktu sekitar 2 jam.