Belaying adalah proses pengendalian jumlah tali yang tersedia (slang: 'dibayarkan') untuk di daki, sehingga mengurangi seberapa jauh para pendaki bisa turun. Sebagian besar bentuk penggunaan 'Free Climbing' a belayer ('belayer' menunjuk kepada orang yang adalah 'belaying' pendaki).
Rappelling / abseiling dilakukan dengan turun permukaan vertikal menggunakan tali dan perangkat untuk memberikan gesekan untuk mengontrol keturunan. Sebelum rappelling, pendaki harus hati-hati dan metodis memeriksa, mengambil waktu, atur knot rappelling, harness, rappelling tali dan peralatan. Membangun perlindungan sebagai cadangan sebelum mulai meluncur, seperti pengaturan penambatan atau menempatkan simpul prusik di atas descender pada tali rappelling. Untuk alasan ini sangat penting untuk mendapatkan instruksi individual yang berkualitas, sebelum rappelling.
 
A.MEMBACA GARIS KONTUR
Punggungan Gunung
Punggungan gunung merupakan rangkaian garis kontur berbentuk huruf U dimana Ujung dari huruf U menunjukan tempat atau daerah yang lebih pendek dari kontur diatasnya.

Lembah atau Sungai
Lembah atau sungai merupakan rangkaian garis kontur yang berbentuk n (huruf V terbalik) dengan Ujung yang Tajam.

Daerah landai datar dan terjal curam
Daerah datar/landai garis konturnya jarang, sedangkan daerah terjal/curam garis konturnya rapat.

Navigasi darat adalah ilmu praktis. Kemampuan bernavigasi dapat terasah jika sering berlatih. Pemahaman teori dan konsep hanyalah faktor yang membantu, dan tidak menjamin jika mengetahui teorinya secara lengkap, maka kemampuan navigasinya menjadi tinggi. Bahkan seorang jago navigasi yang tidak pernah berlatih dalam jangka waktu lama, dapat mengurangi kepekaannya dalam menerjemahkan tanda-tanda di peta ke medan sebenarnya, atau menerjemahkan tanda-tanda medan ke dalam peta. Untuk itu, latihan sesering mungkin akan membantu kita untuk dapat mengasah kepekaan, dan pada akhirnya navigasi darat yang telah kita pelajari menjadi bermanfaat untuk kita.
1. melalui rasi bintang
nie khusus dilakukan pas malem nih,,coz normalnya pan bintang keluar pas malem tuh..kecuali bintang pilem yang siang malem kluar..okey langsung aja...
Menurut para astronom, ada tiga rasi bintang yang populer digunakan oleh para nelayan, para peladang, penyuka kegiatan alam, hingga orang-orang tersesat tentunya, untuk mengetahui arah mata angin: rasi bintang Ursa Minor (artinya Beruang Kecil. Di Indonesia di sebut Biduk) , rasi bintang Crux (Layang, Gubung Penceng, Pari), dan rasi bintang Orion.
Ursa Minor menunjukkan arah utara. Lihat bintang yang paling ujung ( alfa), disebut Polaris, itulah yang menunjukkan arah utara.


Sudah turun temurun berbagai etnis (suku asli) yang hidup di dalam dan sekitar hutan di seluruh wilayah Nusantara, dari Sabang sampai Merauke memanfaatkan berbagai spesies tumbuhan dari hutan untuk memelihara kesehatan dan pengobatan berbagai macam penyakit. Berbagai penelitian etnofitomedika-etnobotani yang dilakukan oleh peneliti Indonesia telah diketahui, paling tidak ada 78 spesies tumbuhan obat yang digunakan oleh 34 etnis untuk mengobati penyakit malaria, 133 spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit demam oleh 30 etnis, 110 spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit gangguan pencernaan oleh 30 etnis dan 98 spesies tumbuhan obat digunakan untuk mengobati penyakit kulit oleh 27 etnis (5).
Hutan alam tropika Indonesia dan budaya, pengetahuan tradisional atau kearifan lokal berbagai etnis yang hidup dan sudah bertungkus lumus dengan ekosistem hutan merupakan aset bangsa yang tak terhingga nilainya bagi pembangunan kesehatan bangsa. Banyak pengetahuan tradisional tentang penggunaan tumbuhan obat dari berbagai etnis telah dikembangkan oleh industri jamu dan farmasi menjadi produk jamu atau produk fitofarmaka yang sangat laku di pasaran, seperti produk merek dagang : fitodiar, prolipid, enkasari, stimuno dan lain-lain.
Setiap kegiatan di alam bebas selalu beresiko untuk mengalalmi keadaan darurat. Contohnya saja tersesat dan kehabisan bahan makanan. Hal ini menuntut kita untuk melakukan survival agar dapat bertahan hidup. Berdasarkan sumber dari The Nature Conservancy, hutan hanyalah mencakup sekitar 2% dari permukaan bumi. Namun, hutan merupakan tempat hidup untuk 50% dari semua tumbuhan dan hewan. Dalam 4mil2 (10km2) luas hutan tropis dapat berisi sebanyak 1500 tanaman berbunga dan 750 spesies pohon. Para ahli mengatakan,” jumlah tumbuhan berbunga di Indonesia ada 25.000 jenis. Itu merupakan 10% dari keseluruhan jenis tumbuhan berbunga yang ada di dunia.” Jika ditambah dengan tumbuhan yang tak berbunga dan jamur, maka jumlahnya berlipat-lipat. Dari keseluruhan jenis tumbuhan tersebut ada yang beracun dan tidak beracun. Oleh sebab itu pengetahuan tentang tumbuhan sangatlah penting untuk diketahui oleh para penggiat alam bebas agar tidak celaka hanya karena tidak mampu membedakan tumbuhan beracun dan tidak beracun.

ROCK CLIMBING pada dasarnya adalah teknik memanjat tebing dengan memanfaatkan cacat batuan, baik tonjolan maupun rekahan. kegiatan ini memerlukan penguasaan teknik mendaki yang khusus dan peralatan mendukung yang memadai. Kemampuan untuk mencengkram dari tangan, menjejal dan menjajak dari kaki adalah mutlak diperlukan juga pemusatan berat tubuh dan keseimbangan menjadi hal yang penting pula.
Disamping itu, penguasaan penggunaan alat adalah hal yang tidak bisa ditinggalkan. Peralatan pendukung diperlukan ketika melakukan pemanjatan pada tebing-tebing yang sudah tidak mungkin lagi ditempuh tanpa peralatan (mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi) atau dianggap terlalu berbahaya apabila ditempuh dengan tidak menggunakan peralatan. Untuk menjadi seorang pemanjat yang baik,diperlukan beberapa persyaratan  yaitu antara lain; sikap mental, pengetahuan dan ketrampilan, kondisi fisik yang prima dan etika.
Dalam mencapai hasil yang terbaik dalam kegiatan ini, diperlukan persiapan yang matang dalam hal fisik maupun mental serta persiapan lain yang mendukung kegiatan ini.
Tumbuhan yang ada dalam kawasan hutan tidak selalu bersahabat, beberapa diantaranya mungkin dapat menyebabkan hal-hal yang kurang menyenangkan bahkan merugikan kalau kita kurang hati-hati.

 
Bivak tempat berteduh dan bermalam di belantara. Sepintas lalu memang terkesan seadanya. Membuat tempat perlindungan jadi penting ketika terjadi hal-hal darurat. Padahal, bivak tak hanya dibuat ketika darurat saja, tetapi juga dipakai pada saat membuat camp sementara. Faktor kenyamanan juga turut berbicara di sini. Pastinya, membuat bivak tidak ada bedanya dengan kita membuat rumah dalam kehidupan sehari-hari. Dan jangan lupa, sering-sering berguru pada masyarakat lokal dan suku-suku di pedalaman.
Survival berasal dari kata survive yang berarti bertahan hidup. Survival adalah mempertahankan hidup di alam bebas dari hambatan alam sebelum mendapat pertolongan. Sedangkan menurut pengertian lain, survival adalah suatu kondisi dimana seseorang/kelompok orang dari kehidupan normal (masih sebagaimana direncanakan) baik tiba-tiba atau disadari masuk ke dalam situasi tidak normal (di luar garis rencananya).


Orang yang melakukan survival disebut survivor. Survival yang biasa dilakukan yaitu di hutan/alam bebas sehingga disebut jungle survival. Survival terjadi karena adanya kondisi darurat yang disebabkan alam, kecelakaan, gangguan satwa, atau kondisi lainnya.
Ekspedisi mengelilingi pulau sempu mungkin judulnya terlalu berlebihan kalau dinamakan ekspedisi, karena kita hanya berjalan mengitari pulau tersebut.


Balai Konservasi Pulau Sempu


Jauh sebelumnya kita sudah book travel untuk disewa mengantar dari Malang ke Sendang Biru dan jemput pas pulang dari balik ke Malang lagi. Okay, logistic ready then we go to Sendang Biru. Perjalan ditempuh sekitar 2,5 sampai 3 jam dari Malang. Sesampai disana kita menuju ke balai konservasi Pulau Sempu untuk mengurus perijinan dan menyampaikan maksud kedatangan kita walo sebelumnya sudah lewat telpon. Disamping melakukan eksplorasi pulau Sempu kita juga bermaksud mengadakan kegiatan bersih sempu dengan mengangkut sampah yang ada di Segara Anakan dan sepanjang jalan pulang menyumbangkan beberapa tong sampah dengan bercorak menarik hasil karya temen temen dan juga spanduk ajakan untuk menjaga kebersihan. Kita berharap agar kebersihan lingkungan tetap terjaga di pulau Sempu. Kita diizinkan mengambil jalur mengelilingi pulau sempu asalkan ada yang mengantar dari polisi kehutanan.

Selesai dari tempat konservasi, kita menuju rumah nelayan yang akan mengantar kita yg sebelumnya sudah kita book. Disini kita bermalam dan juga mempersiapkan logistic serta membagi-bagi perbekalan terutama bahan makanan. Pagi jam 5 sudah siap jalan walo masih ngantuk. Serambi menunggu pak nelayan nyiapin kapal sambil jalan2 menikmati hawa sejuk pagi hari. Akhirnya kita dapat perahu jam 05:45 dan mulai nyebrang dari sendang biru ke pulau sempu bagian timur. Bukan ke teluk semut yang biasa dituju orang2 untuk menuju ke segara Anakan.

Pulau Sempu


Gak terlalu lama sekitar 15 menit sampai ke pesisir pantai bagian timur pulau Sempu namun masih berhadapan dengan sendang biru. Di Pulau Sempu tidak ada dermaga, ataupun perahu nelayan yang singgah di pulau tersebut. Untungnya masih dapet sinyal GSM, jadi untuk koordinasi keberangkatan masih bisa menghubungi pakai HP atau sebelumnya janjian dengan nelayan yang nganter buat jemput lagi nantinya. Pulau Sempu berukuran sebesar sekitar 800an hektar jadi cukup panjang juga perjalananya. Awal perjalan kita langsung memasuki hutan, terdapat jalan setapak yang mengarahkan kita ke Telaga Lele. Lumayan lelah juga dengan perbekalan yang masih full dan jalan yang agak nanjak serta turunan dengan berbagai rintangan pohon tumbang dan semak belukar. Istirahat ditengah perjalan cukup untuk mengembalikan stamina.

Telaga Lele
 

Tak tahu kira kira berapa jaraknya namun sekitar dua jam berjalan sudah sampai di telaga Lele. Sebelumnya tak terbayang wajah telaga Lele itu seperti apa. Pas sampai langsung taruh backpack keluarin kamera.. :) Beberapa yang lain sambil menyiapkan sarapan pagi. Coba coba foto pake Infra Red filter Hoya R72 walo sebelumnya gak pernah pake. Disini airnya jernih, masih bisa digunakan untuk memasak. Terdapat pula ikan-ikan gabus yang cukup gede juga. Beberapa coba pancing pake umpan cacing tapi susah dapetnya alias kagak dapet. Ya sudah makan bekel saja. Selesai makan, beres-beres trus lanjut jalan lagi, tak lupa refill air yang sudah diminum dengan air telaga Lele.

Gallery Telaga Lele


Telaga Asat
Perjalanan dilanjutkan menyusuri pinggiran telaga Lele kearah kanan lalu memasuki hutan lagi. Awalnya sedikit nanjak lama lama datar. Nanjaknya sih gak terlalu tinggi cmn yg bikin cepet capek jalanya banyak rintangan dan barang bawaan cukup banyak juga, Air, Tenda, Bahan Makanan. Fyuh tapi tak apa, demi mencapai tujuan, lanjut juragan. Hampir tiap 25 menit berjalan selalu istirahat. Begh.. cape bo.. Hingga pas mo istirahat yang ke lima kalinya temen yang sudah didepan teriak “Woi istirahat disini.. tempatnya baguss…” pas nyampe, beneran cakep bener… ternyata sudah sampe di telaga Asat. Kenapa dinamakan asat? Karena memang airnya sudah asat alias ndak ada airnya. Jadi yang ada hanya padang yang cukup luas yang ditumbuhi rumput-rumput yang tebalnya hampir rata. Karena bukan jarang bahkan sedikit sekali yang lewat sini karena memang harus dapet ijin dari balai konservasi, rumputnya diinjak empuk sekali dan meninggalkan jejak kaki. Melihat sekeliling tak ada jejak kaki siapapun, bersyukur bisa melewati tempat ini, memang tak banyak orang kesini. Sepertinya pak Polhutnya juga kaget melihat telaganya ditumbuhin rumput selebat ini. Tapi mungkin tak sekaget kita, karena memang beliau kadang patroli melalui jalur ini. Sejenak beristirahat dan berfoto-foto. Dilokasi ini kita sampai sekitar pukul 11:00 siang, perjalanan dari telaga Lele memakan waktu sekitar 2 jam.

Gallery Telaga Asat

Pantai Kembar
Gak terlalu lama disini, sudah cukup istirahat dan foto-foto langsung lanjutin perjalanan. Kata pak PolHut sih ga jauh udah sampe ke Pantai Pasir Panjang. Namun perjalanan dari sini menuju pantai mulai gak ada jalan setapak. Tapi gak lama dah nemu bebatuan, dari sini sudah tampak terdengar suara deburan ombak
Gunung Arjuna dengan ketinggian 3.339 mdpl, sejak jaman Majapahit sudah dijadikan tempat pemujaan. Seperti halnya gunung penanggungan yang terletak tidak begitu jauh dari gunung arjuna ini, keduanya banyak memiliki peninggalan sejarah berupa bangunan pemujaan. Dilereng-lereng gunung Arjuna yang berketinggian 3.339 mdpl tersebut banyak terdapat arca maupun candi peninggalan kerajaan Majapahit. Situs-situs kuno dan bersejarah ini banyak berserakan mulai dari kaki gunung sampai di puncak gunung arjuna.
Terdapat beberapa gunung di kawasan Gunung Welirang-Arjuna diantaranya : Gn. Arjuna (3339 mdpl), Gn. Welirang (3156 mdpl), Gn. Kembar I (3051 mdpl), Gn. Kembar II (3126 mdpl), Gn. Ringgit (2477 mdpl).
Gn. Arjuna-Welirang dapat didaki dan berbagai arah; arah Utara (Tretes), dan arah Timur (Lawang) dan dari arah Barat (Batu-Selecta).
Bila kita menginginkan mendaki dari kota Lawang, dari arah Surabaya kita naik bus jurusan Malang dan turun di Lawang (kira-kira 76 Km) dan bila dari Malang, dari Terminal Arjosari kita naik bus menuju Lawang dengan jarak 18 Km.
Gunung Welirang adalah gunung yang masih aktif dengan kawah yang selalu menghembuskan asap dan cairan belerang. Gunung ini merupakan kompleks gunung yang membentuk barisan. Terdapat beberapa gunung di sekitar Gunung Welirang-Arjuna diantaranya : Gn. Arjuna (3339 mdpl), Gn. Welirang (3156 mdpl), Gn. Kembar I (3051 mdpl), Gn. Kembar II (3126 mdpl), Gn. Ringgit (2477 mdpl). Gn. Welirang dapat didaki dan berbagai arah; arah Utara (Tretes dan Trawas ), dan arah Timur (Lawang) dan dari arah Barat (Batu-Selecta).